Wildlife: Doomsday Fish Memutuskan Ekornya Seperti Cicak, Penanda Akhir Hidup ?
Mitos dan legenda tentang ikan satu ini adalah satu hal yang menakjubkan sekaligus mengerikan untuk diketahui. Mulai dari julukannya yang menyeramkan seperti ikan Hari Kiamat membuat bulu kuduk yang mengetahuinya merinding. Tetapi apakah hal ini benar dalam sains?. Kupas tuntas tentang bagaimana Oarfis mendapatkan julukan tersebut !!.
OARFISH
Giant Oarfis atau dengan nama ilmiah Regalecus glesne adalah Oarfish, hanya saja ukuran tubuhnya yang besar dan panjang. Diketahui Giant Oarfish dapat mencapai panjang 56 kaki dengan berat mencapai 600 pon. Ikan ini umumnya hidup dikedalaman sekitar 200 meter (656 kaki), tetapi dalam penelitian juga ditemukan pada kedalaman 1.000 meter (3.280 kaki). Sehingga membuat ikan ini akan jarang sekali untuk bertemu manusia, kecuali dalam keadaan yang tidak diinginkan.
Karakteristik tubuhnya juga unik karena tidak memiliki sisik seperti ikan pada umumnya. Sisik mereka digantikan dengan Ganoine yang merupakan lapisan mineral seperti kaca mengelilingi tubuh mereka yang berwarna perak. Selain tidak memiliki sisik, Oarfish juga tidak memiliki kantung gas, umumnya kantung gas hampir ditemui di semua ikan sebagai pengontrol daya apung mereka.
Akan tetapi, Oarfish menggunakan tubuhnya yang panjang dengan sirip perutnya berbentuk “dayung” atau “Oar” untuk bergerak di dalam air dan membuat mereka berenang secara vertikal. Karakteristik ini yang menjadi asal muasal penamaannya. Selain sirip perut, kemampuan berenang secara vertikal ini didukung juga dengan sirip punggungnya untuk menyeimbangkan diri. Trik berenang vertikal ini membuat mereka jarang tertangkap oleh pemangsa dari atas maupun bawah, ditambah dengan kilauan dari kulitnya yang berwarna perak dan mengkilap saat terkena cahaya membuat pemangsa abai dari pandangan.
Tubuh yang panjang dengan tampilan yang menyeramkan membuat ikan ini mendapatkan banyak cerita-cerita yang akhirnya berkembang menjadi anekdot hingga terpatri dalam mitos legenda. Nama Ilmiah Oarfish yang sudah disebutkan sebelumnya juga mengandung arti “Milik Raja” membuat mitos dan legenda ini terus bergandengan, terutama saling bergandengan dengan legenda makhluk Jepang. Selain hal tersebut keberadaan Giant Oarfish yang menyentuh area permukaan laut menjadi pertanda yang tidak biasa untuk menguatkan mitos dan legenda ini.
Ikan Gempa Bumi, Ikan Kiamat (Doomsday), Ikan Dayung ???
Tinggal di laut dalam tetapi kemudian terlihat di permukaan laut membuat banyak spekulasi dan mitos yang berkembang. Terutama dalam kebudayaan Jepang, legenda Jepang percaya bahwa dengan munculnya Oarfish ini ke permukaan menandakan bahwa ikan ini membawa pesan dari dewa naga laut tentang akan terjadinya peristiwa besar terutama gempa bumi kepada penghuni daratan. Makhluk Legenda ini di Jepang dikenal dengan istilah “Ryugu no Tsukai” atau “Pembawa Pesan Dewa Naga Laut”.
Laporan-laporan berita membuat semakin kuat kepercayaan ini di penduduk Jepang dan dunia. Dimuat dalam laman CNN News Edition 2019 bahwa setidaknya terdapat selusin Oarfish terdampar di garis pantai Jepang sebelum terjadinya gempa bumi di Fukushima, Jepang tahun 2011. Temuan lainnya juga dari Mark Benfield seorang peneliti di Louisiana State University dalam wawancara LiveScience mengatkan bahwa “Sebelum gempa bumi dan Tsunami di Tohoku, Jepang 2011 diketahui sekitar 20 ekor Oarfish terdampar di pantai-pantai di daerah tersebut” tulis dalam laman LiveScience.com/23 Oktober 2013/penulis Marc Lallanilla.
Sebenarnya kepercayaan terhadap perubahan prilaku hewan sebelum gempa bumi sudah menjadi kepercayaan dalam banyak legenda. Terutama saat tahun 373 SM, ketika sejarawan Yunani Thucydides menulis terjadinya perpindahan tempat tinggal hewan seperti anjing, tikus, ular dan musang dari Helice sebelum gempa bumi terjadi. Anekdot-aekdot lain juga menyebutkan bahwa perubahan prilaku hewan terjadi sebelum gempa bumi.
Membuat ilmuwan penasaran, akhirnya penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena ini. Penelitian pertama mendokumentasikan perilaku Kodok Eropa (Bufo bufo) bulan April 2009 yang tiba-tiba menghilang dari tempat berkembang biaknya. Lima hari setelahnya ternyata gempa bumi melanda wilayah tersebut dan mengesankannya kodok-kodok itu kembal ke tempat berkembang biak mereka lagi setelah gempa susulan terakhir terjadi. Penelitian ini terpublikasi di Journal of Zoology oleh Rachel Grant seorang ahli Zoologi dari Open University di Inggris. Perilaku hewan darat mungkin dapat terekam dalam penelitian. Akan tetapi penelitian tentang prilaku hewan laut belum banyak dilakukan.
Perbincangan banyak terjadi tentang kedua fenomena ini, antara ikan Oarfish dengan aktivitas seismik gempa bumi. Ketika penelitian dilakukan, Ilmuwan meneliti catatan penampakan ikan laut dalam catatan gempa bumi besar dan menemukan dari 336 penampakan ikan dan 221 gempa bumi dalam kurun waktu yang sama, hanya satu penampakan yang dapat dikorelasikan. Sehingga hubungan antara kedua fenomena tersebut sangat kecil.
Akan tetapi pandangan lain juga mencari alasan yang ilmiah mengapa Oarfish ditemukan sesaat sebelum gempa bumi terjadi di Jepang. Beberapa para ahli berpendapat bahwa kemungkinan Ikan laut dalam yang hidup di dekat dasar laut lebih sensitif terhadap pergerakan patahan aktif daripada ikan yang berada di dekat permukaan laut, hal ini di ungkapkan oleh Kiyoshi Wadatsumi, seorang spesialis seismologi ekologi dalam laman NBC News. Pandangan lain juga diungkapkan oleh Osamu Inamura, direktur Akuarium Uozu, bahwa kemungkinan ikan oarfish mengikuti pergerakan pasokan makanan mereka, sejenis udang kecil. “Ketika pasokan udang mereka meningkat menuju plankton pada siang hari, oarfish terkadang mengikuti dan terperangkap dalam jaring nelayan,” kata Inamura, tulis laman CNN News Edition 2019.
Maka dari itu hubungan Oarfish dengan gempa bumi masih belum bisa dikaitkan dengan legenda-legenda popular yang ada. Hal inilah yang membuat Julukan “Doomsday Fish” atau Ikan Hari Akhir semakin melekat dalam identitas ikan ini. Seakan-akan jika terdapat ikan ini mengindikasikan akan terjadi bencana besar yang mempengaruhi populasi makhluk hidup di dunia.
Hal yang menjadi misteri pada Oarfish adalah ketika mereka terdampar di Pantai kemungkinan mereka kehilangan bagian ujung (ekor) mereka. Penelitian pernah dilakukan pada Oarfish sepanjang 12 kaki yang terdampar tahun 2010 di Swedia. Diketahui bahwa putus nya ekor Oarfish ini tidak ada tanda-tanda bekas gigitan predator pada patahan ekor yang putus dan dominan terjadi pada ikan Oarfish yang panjangnya lebih dari 10 kaki.
Hal ini membuat para ahli meyakini bahwa ini adalah bukti Oarfish dapat melakukan autotomy saat merasa terancam. Autotomi merupakan perilaku melepaskan bagian tubuh secara sendiri seperti halnya kadal yang dapat memutus ekornya saat terancam.
Baca juga: Wildlife: Malayan Tapir: Batu Hidup yang jadi Host Acara TV “Hitam Putih”
Menurut Ocean Conservancy, Oarfish yang umumnya di laut dalam saat terlihat mencapai permukaan biasanya menandakan bahwa makhluk itu sakit, sekarat, atau setidaknya mengalami disorientasi. Hal ini menjadi alasan yang paling masuk akal menurut para ahli mengapa Oarfish mati terdampar dan memutuskan ekor mereka yang menandakan bahwa itu adalah akhir hidup mereka.
Baca Referensi Ilmiah disini